Kedua pundak Sebastian turun dan nafasnya terhempas. Pria itu membeku di tempat menyaksikan respon sang istri yang sangat mengejutkan. Sebastian tak menyangka jika respon seperti itulah yang akan diterimanya.
Tera memanggilnya dengan sebutan "Pah" sambil memohon untuk tidak memukulnya. Tera tampak seperti anak kelinci yang ketakutan. Begitu tak berdaya dan mengenaskan. Ia bersembunyi di pojok ruangan sambil memeluk lutut dan menyembunyikan wajah di balik lututnya. Tera mengkerut ketakutan. Tubuhnya menggigil hebat dan mulutnya meringis ngeri.
"Ampun, Pah. Ampun!" lirih Tera.
Sebastian menatap semburat merah yang timbul di telapak tangannya. Sebuah warna yang menunjukkan betapa keras tamparan yang dilakukannya pada Tera. Pada saat itu pula tubuh Sebastian menggigil, pria itu dilanda rasa bersalah yang begitu hebat.
