"Papah!"
Suara itu berhasil membangunkan Sebastian yang terlelap di sebuah kasur kapuk yang lepek dan keras. Kasur itu terletak di atas ranjang yang terbuat dari besi tua yang selalu berderit Ketika menerima beban dan gerakan sekecil apapun.
Kedua netra Sebastian terbuka, sedangkan wajahnya menoleh ke samping - tepat dimana istrinya berada. Rupanya pria itu menemukan Tera yang sedang terengah-engah dengan nafas memburu hebat. Wanita itu mengusap wajah dengan sangat gelisah dengan netra menatap pintu kamar yang tertutup.
Sebastian mengusap wajah ngantuknya, lalu bangkit dari ranjang dengan kesabaran maksimal. Sekuat tenaga Sebastian menahan mulutnya untuk tidak mengeluh atau memprotes apapun yang terjadi saat ini.
Sesungguhnya ia sangat lelah, tubuhnya nyeri karena harus tidur di atas ranjang kapuk yang keras milik Tera, ditambah lagi sekarang sudah pukul tiga dini hari, waktu dimana seharusnya ia tidur nyenyak hingga pagi.