"Mau kemana?"
Sosok itu berbicara dengan suara dingin namun penuh ancaman. Wajahnya keras, matanya melotot besar-besar dan nafas memburu cepat. Tera tidak menyangka jika respon seperti inilah yang akan muncul dari Sebastian. Bukan senyum ramah dan izin keluar tanpa batas aturan.
Tera yang lambat menjawab membuat Sebastian menggeram, pria itu masuk dengan langkah cepat, lalu berdiri di belakang Tera, menatap wajah istrinya melalui kaca.
"Jawab, mau kemana? Kenapa meminta supir untuk bersiap dalam satu jam!?" cecar Sebastian.
"Mencari penyegaran! Bukankah Anda sendiri yang bilang bahwa saya boleh mencari penyegaran?"
Kernyit di kening pria itu semakin mendalam. Wajah tak setuju dan tak suka semakin jelas terlihat di kepalanya. Sebastian menyipitkan mata, bibirnya mengatup dan rahang berkedut.
"Dengan siapa?" desis Sebastian.
"Masih menunggu balasan. Jika tidak ada A, maka bisa B. Saya hanya harus menunggu dan memilih waktu yang tepat."