Berbaring di ranjang sambil menyaksikan kemarahan Sebastian bukanlah hal yang tepat. Dirinya terlihat seperti mangsa yang lemah dan mudah diserang. Sebab itu, Tera pun bangkit dari ranjang, lalu berjalan menuju balkon apartemennya. Ia membutuhkan udara terbuka. Walau tak sesegar udara di pedesaan, namun asap mengepul di jalanan jauh lebih baik daripada udara kamar yang dipenuhi kemarahan Sebastian.
Pria itu menyusul, berhenti tepat di belakang istrinya dan meraih kedua pundak Tera, membalik tubuh wanita itu agar menghadap sepenuhnya.
"Jawab! Bukan pergi!"
"Bisakah Anda tidak marah, Boss?"
"Suami mana yang tidak marah mendengar istri yang menemui mantan kekasihnya?"
"Dan istri mana yang tidak marah mendengar bahwa kamu menemui wanita lain di luar sana?"
Tera tak bisa menjaga mulutnya agar terkatup rapat. Wanita itu membalas Sebastian dengan pertanyaan yang sama karena tak tahan dibentak sedemikian rupa.