"Aku masih sedih, tapi aku ga tau harus apa."
"Kita tetap menikah."
"Lalu Ibu?"
"Ada manusia kecil yang lebih penting, yang harus kita kasih kenyamanan nantinya. Kita semua udah terlampau egois, banyak salah, tapi semua udah lewat. Yang berlalu biarlah berlalu, tugas kita memperbaiki masa depan. Saya ga tau mereka akan melunak atau engga, tapi yang pasti, ini ranah kita buat berjalan. Kita harus selamatkan dia, Re."
Jawaban panjang lebar Sean membuat Reva kembali menitihkan air mata. Jujur, Reva pun sangat lelah dengan peran dan posisinya. Tau tindakannya salah, tau semua orang membenci. Yang Reva tidak tahu hanya satu, bagaimana dia bisa melanjutkan hidup di tengah gempuran mencekam?
Reva membenamkan wajahnya di dada bidang milik Sean yang tidak tertutup baju apapun. Hanya di sana dia bisa mendapatkan kehangatan utuh. Kehangatan yang tidak bisa dia dapat dari siapapun lagi.