Berjam-jam berada diterik sinar matahari membuat Sean kelimpungan. Rasanya sangat gerah, tubuhnya serasa terbakar hebat. Tapi untuk beranjak Sean tidak mampu. Sebetulnya bisa saja Sean melipir sekedar ke kafe, tapi dia tetap diam tanpa bergeming. Sejak pagi hingga menjelang makan siang Sean tak henti-hentinya menatap Reva.
Memang sih wanita itu bekerja di dalam, tidak terkena terik sinar matahari. Akan tetapi, Reva terus berdiri melayani para customer. Sean tidak tega, pasti dia sangat lelah, apaagi sedang hamil. Saat Sean menatap ke dalam, wanita itu melambaikan tangannya.
Terlalu menggemaskan, rasanya Sean ingin masuk lalu memeluknya dengan erat sampai wanita menggemaskan itu tak bisa berkutik. Suara dering ponsel yang terdengar membuat lamunan Sean buyar. Karena takut penting, Sean pun mengangkatnya tanpa melihat nama. Baru saja ponselnya sampai telinga, Sean dibuat terdiam karena mendengar suara Jihan.