'Mau pergi ke mana? Engga usah, diam saja, tunggu saya pulang.'
'Dikit lagi semua selesai, tunggu. Atau mau saya pesankan makanan?'
Read.
Dua pesan baru dari Sean hanya Reva baca dengan bibir mengerucut. Niatnya mau jalan-jalan sendirian, namun baru izin saja sudah tidak dikasih. Padahal sayang sekali kalau hari terakhir tidak dimanfaatkan.
Bagaimana kalau kabur?
Pergi diam-diam? Hanya setengah jam, tidak akan lebih.
Tetapi tunggu dulu, bayangan wajah Sean yang marah langsung melintas. Bagaimana bentakkan itu ke luar, belum lagi wajah dinginnya. Sean kalau marah memang menyeramkan! Bak singa ngamuk, dia bisa menerkam buas.
Oke, nyali Reva ciut, lebih baik dia cari aman daripada terkena masalah. Tidak perduli matanya lelah, otaknya bosan, Reva kembali merangkak menaiki kasur. Dia membuka kembali laptop milik Sean untuk melanjuti marathonnya.