Naik ojek dari rumah, tetapi sampai dipertigaan turun. Seperti orang pacaran diam-diam dari orang tua, itulah Reva saat ini. Bahkan ojeknya sendiri sampai bingung, karena tadi dia mendengar Reva akan izin ke mana.
Reva melirik ke kanan dan kiri, namun belum terlihat mobil Sean. Perasaan tadi pria itu bilang sudah sampai, apa iya dia bohong?
Sambil menunggu, Reva memilih duduk di halte. Tidak lama berselang, ada sebuah mobil berwarna putih berhenti tepat di depan. Mobil siapa? Tentu saja Reva hapal kalau itu bukan mobil Sean.
Beberapa detik mobil itu terhenti, seperkian detiknya lagi orang dari dalam mobil itu ke luar. Reva menerjap, dia berusaha membulatkan matanya.
"Sean?" guman Reva dengan bingung.
Pria berkulit putih, tinggi, memakai kaos hitam dibalut jaket putih, belum lagi kacamata yang terpasang. Susah payah Reva menelan salivanya, ternyata itu benar-benar Sean.
"Kenapa menatap saya seperti itu? Memangnya saya sebangsa sama jin?" tanya Sean dengan suara sensualnya.