Chereads / Jika Takdir Berkehendak / Chapter 19 - Mengerjakan Tugas

Chapter 19 - Mengerjakan Tugas

Setelah puas mengobrol Ali, Aziz, Fatimah, dan Putri pun berpisah karna kedua gadis itu harus masuk kelas.

"kalau gitu kami duluan ya?" pamit Fatimah pada Ali dan Aziz, lalu di angguki oleh Putri setelahnya.

"Assalamualaikum." Salam Fatimah dan Putri bersamaan.

"Waalaikum sallam." Jawab Ali dan Aziz.

Fatimah dan Putri pun meninggalkan area kantin dan masuk ke kelasnya, tidak lama setelah mereka duduk di kursi dosen yang mengajar pun datang. Pelajaran dimulai, semuanya terlihat serius mendengarkan penjelasan dosen itu.

Di sisi lain, Ali dan Aziz merasa bosan terus berdiam diri di kantin tanpa melakukan apa-apa. Akhirnya mereka pun memilih untuk memesan makanan untuk menemani mereka mengerjakan tugas, yaitu mencari bahan untuk skripsi.

"Ziz, tolong pesanin makanan dong. Daripada kita diam terus, mending mengerjakan tugas sambil makan kan?" usul Ali pada Aziz.

"boleh tuh, rasanya bosan sekali jika diam-diam seperti ini. Ya sudah, kalau gitu aku pesan makan dulu." Jawab Aziz setuju.

"sip, makasih ya." Balas Ali dengan senyumnya.

Aziz mengangguk paham lalu ia berbalik ke arah stand makanan, Aziz memesa beberapa makanan dan juga minuman. Setelah selesai memesan Aziz pun kembali ke meja dimana Ali berada, lalu ia ikut membuka laptop dan mencari bahan untuk skripsinya 3 bulan lagi.

Baik Ali ataupun Aziz keduanya terlihat sangat serius membaca artikel-artikel di laman pencarian, mereka menelisik tema apa yang akanmereka ambil untuk skripsi mereka itu. Ada beberapa pilihan yang menarik perhatian mereka, tapi untuk mewujudkannya ada banyak hal yang harus di pertimbangkan.

"Li, sudah ketemu yang menarik?" tanya Aziz sambil menutup laptopnya.

Ali yang baru saja menonaktifkan laptopnya langsung menoleh pada Aziz, lalu ia mengangguk untuk menjawab pertanyaan Aziz itu.

"sepertinya sudah, tapi harus di pikirkan lagi karna tema ini sedikit sensitif." Jawab Ali dengan helaan nafas panjang.

"ya wajar saja kita kan jurusan pendidikan agama islam, tentu tema skripsi kita harus berhubungan dengan hal itu." Balas Aziz maklum.

"begitulah, dan sayangnya akhir-akhir ini agama islam sedang di jatuhkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab." Jelas Ali dengan serius.

"benar sekali, dan kalau kita salah mengambil langkah dalam mengolah kata bisa-bisa apa yang kita tulis dalam skripsi bisa menjadi bumerang masalah untuk kita sendiri." Balas Aziz memperjelas.

Di tengah pembahasan serius itu, pesanan makanan Ali dan Aziz pun tiba. Lalu mereka menaruhnya begitu saja di meja, dan melanjutkan pembahasan serius itu.

"tapi aku tidak peduli dengan hal itu, selama apa yang aku katakan itu sebuah kebenaran maka aku tidak akan takut untuk memperjuangkannya. Daripada mengaku-ngaku islam tapi menjatuhkan agama sendiri, lebih baik berjuang untuk kebenaran yang di sembunyikan. Setidaknya kesulitan itu hanya sementara, dan kebaikan yang aku terima akan abadi selamanya." Jawab Ali dengan tegas.

Aziz mengangguk setuju dengan apa yang Ali katakan, karna memang benar jika di zaman sekarang banyak sekali orang-orang munafik. Mereka mengaku beragama islm, tapi tidak sedikitpun mengikuti apa yang islam ajarkan. Masih pantaskah mereka di percaya? Tentu tidak, jika sama agama sendiri dia berkhianat apalagi sama orang lain.

"ya kamu benar, manusia di akhir zaman ini terlalu banyak berbohong. Bahkan mereka lupa jika keadilan yang sebenarnya sedang menanti di akhirat, dan tidak ada satu orang pun yang bisa melarikan diri dari pengadilan itu." Balas Aziz dengan wajah takutnya.

Ali mengangguk membenarkan, itu juga yang sedang ia pikirkan saat ini. Terlalu banyak kesalahan yang benarkan, sedangkan kebenarannya sendiri malah di hancurkan. Gelengan di kepala Ali menandakan jika ia tidak habis pikir dengan hukum yang terjadi itu, kenapa malas terbalik?

"sudahlah, membahas masalah ini tidak akan ada habisnya. Lebih baik kita makan dulu, kasihan makanannya sudah menanti sejak tadi." Tukas Ali mengalihkn pembahasan serius itu.

Seketika Aziz tertawa mendengar perkataan Ali, sangat tepat sasaran. Padahal situasinya sedang serius, tapi langsung berubah hanya dengan beberapa kata yang Ali katakan.

"iya juga ya, ya sudah ayo kita makan saja." Balas Aziz masih dengan kekehannya.

Ali mengangguk setuju, lalu mereka pun menyantap makanan yang sejak tadi berada di hadapan mereka. Walaupun sudah sedikit dingin tapi mereka tetap menyantapnya dengan lahap. Mungkin karna perdebatan sebelumnya begitu serius, jadi mereka tidak sadar jika perut mereka sudah sangat lapar. Tanpa menunggu lama, makanan-makanan itu pun habis di santap.

"Alhamdulillah Ya Allah, nikmat sekali." Ucap Ali dengan helaan naas lega.

"Alhamdulillah, luar biasa sekali rasanya." Sambung Aziz.

Ali mengangguk setuju, lalu ia pun mengeluarkan uangnya untuk membayar semua makanan itu. Namun sebelum ia melangkah Aziz lebih dulu menahannya, Ali pun menoleh dengan wajah bertanyanya.

"aku saja yang bayar." Pinta Aziz dengan senyumnya.

"tapi kan aku juga makan cukup banyak, tidak adil kan kalau kamu yang membayar semuanya?" balas Ali tidak setuju.

"sudah tidak apa, sekali-sekali menatraktir." Jawab Aziz dengan santainya.

Dalam beberapa detik Ali terdiam, sebenarnya ia tidak setuju jika makanannya di bayar oleh Aziz karna ia sendiri masih sanggup untuk membayar. Tapi tatapan Aziz begitu berharap padanya, hingga akhirnya ia tidak bisa menolak permintaan itu.

"baiklah, terima kasih untuk traktirannya." Putus Ali akhirnya menerima traktiran Aziz padanya.

"nah gitu dong, kan jadi enak. Ya sudah aku bayar dulu, tunggu sebentar." Balas Aziz sambil pamit.

Ali mengangguk paham, lalu ia pun menunggu di sana sedangkan Aziz membayar semua makanan yang dipesan tadi. Setelah selesai membayar Aziz kmbali ke tempat Ali berada, lalu ia mengambil tasnya dan menyampirkan di punggung.

"sudah, ayo kita keluar." Ajak Aziz pada Ali.

Ali menganguk paham, lalu ia menggendong tasnya di bahu. Setelah itu Ali dan Aziz melangkah keluar dari area kantin, mereka berjalan ke pintu keluar kampus. Mengingat sudah tidak ada lagi kelas yang harus mereka ikuti, jadi mereka memutuskan untuk keluar dari kampus.

"kita akan kemana?" tanya Ali ingin tahu.

"entah, enaknya kemana ya?" jawab Aziz balik bertanya.

Ali terlihat berpikir begitu juga dengan Aziz, karna terbiasa sibuk dengan kelas dan kegiatan BEM jadi di saat jam kosong seperti ini mereka jadi bingung harus berbuat apa. Keluar dari kampus sebelum jam makan siang itu sangat jarang sekali mereka rasakan, dan kini mereka benar-benar bingung harus kemana.

"kita ke taman kampus saja bagaimana? Sekalian memikirkan judul untuk skripsi, lumayan kan daripada kita bingun-bingung seperti ini." Usul Ali pada Aziz.

"boleh saja, mungkin itu yang terbaik saat ini. Daripada tidak ada kerjaan, mending mengerjakan tugas kan?" jawab Aziz setuju.