Di sisi lain, Max tengah melajukan mobilnya untuk pergi ke suatu tempat. Saat ini dia ingin bersenang-senang serta bermain agar bisa menghilangkan sedikit rasa lelah yang menumpuk di bahunya.
Walau Adrian kini tampak seperti seorang pecundang yang tak berdaya. Namun Max tak ingin menyia-nyiakan waktu dan memberikan celah pada adiknya. Selagi Max bisa mempermainkan Adrian, maka dia tidak akan segan untuk melakukannya secara terang-terangan.
Senyum licik terukir dengan sempurna di wajahnya. Tak ada lagi hubungan persaudaraan yang tersisa di dalam hatinya. Hanya ada keraguan serta hasrat yang tak terpuaskan.
"Lihat saja, aku akan membuatnya menyesal karena selama ini tidak pernah menghormatiku sebagai kakak!"
