Delapan pendekar kelas satu sibuk. Mereka kelabakan menghadapi dua selendang merah itu. Pasalnya, hal itu terjadi karena dua buah selendang tersebut selalu mengejar ke mana pun mereka pergi.
Dewi Sutera Merah terdengar tertawa lantang. Suara tawanya menggetarkan gendang telinga. Agaknya, ia sudah mengeluarkan tenaga dalamnya cukup tinggi. Sehingga apa yang dilakukan olehnya, selalu mengejutkan Dewa menakuti iblis.
Beberapa waktu menghindari serangan wanita tua itu, akhirnya delapan pendekar kelas satu tersebut merasa kelelahan sendiri.
Kalau terus seperti ini, maka semuanya akan percuma, pikir mereka.
Sesaat kemudian, ketika serangan Dewi Sutera Merah berhenti untuk sekejap, delapan orang tersebut langsung mengambil posisinya masing-masing.
Mereka langsung berdiri berjajar. Bersiap untuk menghadapi Dewi Sutera Merah dengan kemampuan yang dimilik olehnya tersendiri.