Kota Han Ciu …
Kota Han Ciu ini termasuk ke dalam salah satu kota terbesar yang terdapat di wilayah Kerajaan Liu. Kota Han Ciu memiliki luas sekitar dua ratus kilometer. Jarak Kota Han Ciu ke Kotaraja bisa ditempuh dengan perjalanan kuda sekitar enam sampai tujuh hari.
Kehidupan di kota besar ini sangat maju. Teknologi sudah berkembang dengan pesat. Segala macam peradaban bisa ditemukan di kota ini. Semua ada. Lengkap tanpa kekurangan. Kata orang, Kota Han Ciu adalah Kotaraja kedua di Kerajaan Liu.
Hal itu diungkapkan karena saking megahnya kota tersebut.
Di dalam Kota Han Ciu ada seorang pendekar yang namanya sudah terkenal ke seluruh penjuru. Orang tersebut bernama Zhang Yixing.
Usia Zhang Yixing saat ini sudah sekitar tujuh puluh tahun. Dia mempunyai seorang istri bernama Yin Jiu yang berumur sepuluh tahun lebih muda darinya. Dari pernikahan tersebut, Zhang Yixing dikaruniai seorang anak lelaki yang diberi nama Zhang Yi. Saat ini, Zhang Yi sudah memasuki usia sekitar lima belas tahun.
Walaupun usianya masih terbilang sangat muda, tapi kemampuannya berada di atas teman-teman sebayanya. Bakat ilmu silat dari ayahnya menurun semua kepada anak semata wayangnya tersebut.
Dari sejak umur lima tahun, Zhang Yi sudah dilatih oleh ayahnya. Dia di didik untuk menjadi seorang pendekar pedang.
Kebetulan Zhang Yixing sendiri merupakan pendekar pedang. Beliau dikenal dengan julukan Pendekar Pedang Tanpa Tanding.
Bagi sebagian orang, julukan tersebut mungkin terdengar terlalu berlebihan. Tetapi bagi mereka yang sudah tahu siapa itu Zhang Yixing, niscaya semua orang akan berpendapat bahwa julukan itu justru sangat pantas jika disematkan kepadanya.
Sebab dalam waktu sepuluh tahun belakangan ini, di sekitar daerah tersebut, tiada seorang pun yang dapat mengalahkan ilmu pedangnya. Kata orang-orang persilatan, konon katanya ilmu pedang Zhang Yixing sangatlah hebat.
Sekali dia menggerakan pedangnya, maka apapun yang ada di hadapannya pasti bakal hancur. Jika yang ada di depannya adalah seorang musuh kelas bawah, bisa dipastikan kalau musuh tersebut akan tewas hanya dalam waktu singkat.
Selain daripada itu, ilmu pedang Zhang Yixing juga, katanya sangat cepat. Jika diibaratkan, mungkin kecepatannya jauh lebih cepat daripada kilat yang menyambar.
Singkatnya, ilmu Zhang Yixing dalam dunia pedang sudah tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata lagi. Orang-orang persilatan malah ada yang menjulukinya sebagai Dewa Pedang. Hal itu disebabkan karena ilmu pedangnya yang sudah mencapai tahap tanpa batas.
Baginya, pedang sudah bukan senjatanya, melainkan merupakan jiwanya.
Tangan dan kakinya pedang, mata dan telinganya pedang, malah hatinya juga pedang. Bagi Zhang Yixing, pedang adalah segalanya. Di dunia ini, mungkin tiada sesuatu apapun lagi yang lebih penting daripada pedang.
Termasuk juga anak, istri dan seluruh harta kekayaannya, mungkin mereka semua masih kalah penting jika dibandingkan dengan pedangnya.
Terlepas dari kehebatan ilmu pedangnya yang sudah mencapai tahap tanpa batas, dia juga mempunyai tenaga dalam yang sangat sempurna. Setiap orang mengakui akan hal tersebut.
###
Saat ini malam hari.
Rembulan purnama sudah bersinar dengan terang di atas sana. Ribuan bintang bertaburan. Kehadirannya menambah keindahan yang ada di alam semesta.
Di rumah Zhang Yixing, saat ini sudah dipenuhi oleh puluhan orang yang berkecimpung dalam dunia persilatan. Sekarang mereka semua sedang berada di sebuah ruang tamu yang sangat besar. Saking besarnya, sampai-sampai ruangan tersebut sanggup menampung ratusan orang banyaknya.
Selain dikenal sebagai seorang pendekar, Zhang Yixing juga dikenal sebagai orang yang sangat kaya raya. Hartanya kelewat banyak. Usahanya di mana-mana, semua usaha itu pun sangat maju pesat.
Selain daripada itu, Zhang Yixing juga mempunyai sebuah perguruan yang diberi nama Partai Pedang Kebenaran.
Partai tersebut baru didirikan lima tahun belakangan ini. Usianya masih sangat muda. Malah terbilang paling muda dari semua partai yang ada. Tetapi dengan mengandalkan ketenaran namanya, dengan cepat partai itu dapat merekrut murid yang berasal dari bermacam-macam kalangan.
Saat ini Partai Pedang Kebenaran sudah mempunyai anggota sekitar dua ratus orang. Meskipun belum terhitung sangat banyak, tapi jumlah itu bisa dibilang fantastis. Apalagi di umurnya yang masih baru.
Semua orang, baik itu orang awam maupun orang persilatan memuji keberhasilannya tersebut. Mereka pun mendukung akan adanya partai itu.
Apalagi Partai Pedang Kebenaran dikenal juga sebagai salah satu partai yang berada pihak di aliran putih. Selama ini, entah sudah berapa banyak kebaikan yang sudah dilakukan oleh seluruh muridnya.
Semua itu menambah kesan tersendiri di hati masyarakat luas.
Karena itulah, setiap orang persilatan yang di undangnya, malam ini semuanya hadir. Satu pun tidak ada yang tidak hadir. Walaupun para tamu undangan itu ada yang berasal dari tempat jauh, mereka tetap memaksakan diri untuk hadir di acara yang ternyata adalah perayaan hari ulang tahunnya yang ketujuh puluh itu.
Sekarang semua orang sedang berpesta. Mereka minum arak berkualitas tinggi dengan ditemani oleh berbagai macam hidangan lezat dan mewah.
Setiap orang-orang yang hadir mengucapkan selamat kepadanya. Bukan cuma itu saja, malah setiap orang juga membawakan kadonya masing-masing.
Malam ini, Zhang Yixing beserta keluarga dibuat kerepotan karena menghadapi para tamu undangan tersebut.
Tapi walaupun demikian, mereka tetap gembira. Tetap bahagia. Karena memang hal seperti inilah yang diinginkannya.
Bukankah setiap orang ingin dihadiri oleh banyak rekan ketika dia mempunyai sebuah acara?
Kalau jawabannya iya, maka jawaban Zhang Yixing pun demikian.
Orang-orang tersebut terus berpesta pora. Suara canda tawa di antara mereka menggema ke seluruh penjuru kota. Iringan para pemain musik yang didatangkan dari daerah setempat juga ikut meramaikan suasana perayaan ulang tahun tersebut.
Zhang Yixing menginginkan perayaan ini terus berlangsung hingga pagi menjelang. Oleh sebab itulah, walaupun dirinya sudah lelah, terlebih lagi sudah mabuk karena banyaknya arak yang masuk ke perut, mau tidak mau dia harus tetap menemani para tamunya minum.
Mereka ingin minum sampai mabuk.
Malam ini, semua orang harus gembira. Tidak boleh ada kesedihan, tidak boleh ada penderitaan.
Begitulah, perayaan pesta ulang tahun Pendekar Pedang Tanpa Tanding yang keenam puluh itu terus berlangsung sesuai dengan keinginan awal.
Ketika semua tamu sudah berada dalam keadaan mabuk berat, mendadak dari sudut ruangan sebelah kanan ada satu orang yang tiba-tiba ambruk ke tanah.
Tidak lama setelah tubuhnya ambruk, mendadak mulut orang itu mengeluarkan cairan berwarna putih. Mulutnya kemudian berbusa. Matanya sempat mendelik ke atas, tubuhnya kejang-kejang sekejap sebelum akhirnya tidak bergerak untuk selamanya.
Orang itu telah mati.
Tapi apa yang menyebabkan dia mati? Apakah diserang oleh musuh dari arah belakang? Ataukah masih ada hal lainnya lagi?
Tiada yang tahu akan hal tersebut.
Namun yang jelas keadaan di sana langsung dibuat gempar. Semua orang segera mengalihkan pandangan matanya.
Mereka merasa sangat penasaran dengan kejadian yang baru saja terjadi itu.