Sebelum orang tua itu melakukan apa-apa, Elang Merah malah sudah tiba di depannya. Semua serangan yang ia lepaskan, hampir semuanya mendarat dengan mulai di tubuh lawan.
Tubuh orang tua itu terlempar ke belakang. Ia berteriak kesakitan. Tubuhnya melayang di tengah udara. Tiba-tiba si Elang Merah mendadak muncul dari sisi kanan. Satu tendangan mengarah telak ke punggungnya.
Belum sempat dirinya berkedip, orang tua itu muncul kembali dari sisi kiri. Tendangan mendarat lagi di perutnya. Sekejap berikutnya, ia tiba-tiba berada di belakang kepalanya. Telapak tangan menghantam kepala itu dengan sangat keras.
Tenaga yang terkandung dalam setiap serangan sangat besar. Mungkin tidak bisa dibayangkan dengan ibarat apapun juga.
Lima belas kali si Elang Merah melepaskan serangan yang dahsyat itu. Pihak lawan tidak mampu memberikan perlawanan apapun. Sehingga hanya sekejap saja, orang itu sudah tewas. Tewas dengan membawa perasaan penasaran ke alam baka.