"Coba katakan persoalanmu itu," katanya setelah dia tiba di sisi Tengkorak Hitam.
Tokoh sesat itu memandang lagi ke arah Zhang Yi. Lewat beberapa waktu kemudian, ia mulai bertanya kepadanya.
"Anak muda, ingatkah kau akan jurus Tangan Racun Hijau milikku, yang dulu pernah mendarat di ulu hatimu?"
"Ya, aku ingat," jawab Zhang Yi dengan cepat.
Ia memang mengingatnya. Bahkan sampai detik ini, ia masih mengingat dengan jelas peristiwa tersebut. Peristiwa yang nmmenrutunya begitu penting dalam hidupnya sendiri, bagaimana mungkin dia bisa melupakannya?
"Bagaimana rasanya jurusku itu?"
"Sangat sakit. Seumur hidup, aku baru merasakan sakit seperti itu," katanya dengan jujur.
Dari semua rasa sakit akibat jurus lawan yang pernah dia rasakan, rasanya jurus Tangan Racun Hijau itu termasuk ke dalam jajarannya.
Saking sakitnya jurus tersebut, sampai-sampai Zhang Yi tidak bisa menjelaskannya lebih jauh lagi.