Sementara itu di sisi lain, pertarungan antara Ketua Biksu Hui melawan si Tua Jari Setan juga berjalan tidak kalah seru dan sengitnya.
Kedua belah pihak sama-sama tidak mau kalah. Terutama sekali si Tua Jari Setan. Dalam usahanya membunuh Ketua Biksu Hui, tokoh sesat itu tidak segan-segan mengeluarkan seluruh kemampuan yang telah dimiliki olehnya.
Seluruh tenaga dalam dan hawa sakti sudah disalurkan ke telapak dan jari tangannya. Hal itu menjadikan serangan yang ia berikan jauh lebih dahsyat daripada bayangan sebelumnya.
Pertarungan di antara mereka sudah berjalan lebih dari empat puluh lima jurus. Selama ini, Ketua Biksu Hui tidak mau banyak menyerang. Sebaliknya, ia justru malah memilih bertahan dari gempuran lawan.
Sebagai seorang biksu, tentunya ia tidak mau menuruti hawa nafsunya. Sebisa mungkin, orang tua itu terus bertahan di posisinya.
Namun walaupun sudah berusaha semaksimal mungkin, nyatanya kemampuan si Tua Jari Setan itu tidak bisa dipandang sebelah mata.