"Apa kita batalkan saja Ketua?" timpal anggota yang lain.
Iko nampak berpikir. Sebenarnya, misi ini hanya tambahan. Ia mengusulkan untuk mengambil pakaian karena baju Sinta sudah tipis dan bolong. Tak hanya Sinta, banyak warga yang harus memakai sistem cuci kering pakai pada bajunya, karena tak ada baju lain. Hal itu membuat pakaian cepat rusak. Dan tak mengurangi hawa dingin yang menerjang, kala malam menjelang.
Miris, 'kan? Padahal tempat mereka sudah lebih baik sekarang, namun masih ada saja hawa dingin yang menyelusup ke dalam pagar. Karena itulah, ia tak ingin kembali dengan tangan kosong.
Apalagi adanya tambahan anggota, yaitu Linda yang membutuhkan kerudung pengganti dan Dwi yang akan melahirkan satu bulan lagi, membuatnya semakin yakin untuk masuk ke dalam toko itu.
"Tidak! Kita lanjutkan misi," tolak Iko dengan tegas.
Para anggotanya terkejut, akan tetapi mereka tak membantah dan percaya pada ketuanya, Iko.
"Muklis," panggil Iko pada sang pengecoh.