Anya naik darah, ia membelalakan mata. Wanita yang tengah duduk santai dan tersenyum di hadapan Jefri itu, melengos tak peduli setelah bertanya dengan sarkas.
"Siapa?" ulang Anya dengan menahan amarahnya. "Aku pacarnya!" jawabnya tegas.
"Ohhhh, pacar yang nggak dapet restu?" ejek wanita itu.
Anya ingin sekali menampar mulut wanita bermuka tebal itu. Jefri yang sudah tahu gelagat Anya langsung menggenggam tangan sang kekasih.
"Dia pacar saya Mbak," sergahnya agar Anya tak makin marah. "Sebaiknya Mbak pergi, saya mau istirahat soalnya," pinta Jefri dengan sopan.
"Oke, ayo kalo gitu," sahut wanita berambut panjang sepantat dengan berdiri.
Anya dan Jefri mengernyit, mereka saling tatap tak mengerti.
"Ayo? Ayo ke mana Mbak?" tanya Jefri.
"Ayo pergi, katanya dia butuh istirahat. Kamu juga harus pergi dari sini dong," sahut wanita itu yang tak mau kalah dari Anya.