Chapter 2 - 〜Hari Kedua

Esok paginya.

Sebuah truk pengiriman barang berhenti di depan rumah kediaman Kagamiya.

Ini adalah truk pengiriman barang yang dipesan untuk membawa barang barang Ryuuji dan orang tuanya.

Setelah semua barang yang masih terkemas di dalam box di bawa masuk ke dalam rumah dan truk pengirim sudah pergi mereka mulai menata semua yang di dalam box tersebut.

Salah satunya berisi barang barang milik Ryuuji. Didalamnya tidak banyak barang yang menarik perhatian, hanya ada baju baju yang dia pakai ketika masih di Singapura.

Di dalam box lainnya ada banyak barang, seperti foto keluarga dan yang lainnya juga ada di sana.

〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜

Setelah semua barang sudah di tata pada tempatnya.

Ryuuji dan ibunya sedang pergi keluar sedangkan ayahnya diam dirumah untuk mengurus beberapa hal.

Ryuuji pergi keluar untuk berlatih berjalan menggunakan kaki palsunya. Sedangkan ibunya pergi menyapa tetangga mereka.

Pertama, ibunya menyapa tetangga yang tinggal di sebelah kiri rumahnya. Itu adalah keluarga yang menetap di sini sejak sekitar 2 tahun yang lalu. Beberapa perbincangan kecil terjadi beberapa saat antara mereka.

Selanjutnya, Ibunya menyapa tetangga mereka yang tinggal di sebelah kanan rumah.

*ding dong*

Bel rumah tersebut di tekan dan seorang wanita seumuran dengan ibu Ryuuji membuka pintu rumahnya. Itu masihlah orang yang sama seperti ketika mereka pergi. Nama wanita itu adalah Kujou Yuko. Dia dan keluarganya sudah menjadi tetangga sejak sebelum mereka pergi ke jepang.

"Yuko! Sudah lama tidak bertemu denganmu." (Mitsuba)

Ibuku menyapanya dengan senyum cerah.

"Mitsuba? Itu kau? Kapan kau kembali kemari? kenapa kau tidak mengabari kalau kau akan kembali sebelumnya?" (Yuko)

"Kami baru tiba kemarin. Kami harus membersihkan bagian dalam kediaman kami sebelumnya dan baru sekaranglah aku dapat bertemu denganmu."(Mitsuba)

Yuko juga terlihat senang melihat ibunya Ryuuji kembali dengan selamat. Yuko dan ibunya Ryuuji merupakan teman ketika mereka masih di sekolah menengah atas dan hubungan di antara mereka juga dekat hingga dapat disebut sahabat.

"Masuklah kedalam! Kita punya banyak hal yang akan di bicarakan." (Yuko)

"Ibu, apakah kita kedatangan tamu?" (...)

Seorang gadis yang terlihat lebih muda 3 tahun dengan Ryuuji muncul dari dalam rumah tersebut. Rambutnya yang berwarna hitam kecoklatan menjadi pesona tersendiri untuk dilihat.

"Ah, Yuki! Lihatlah siapa yang datang!" (Yuko)

"Ara, Bukankah ini Yuuki -chan? Kau sudah tumbuh lebih dewasa sekarang." (Mitsuba)

"Mi- Mitsuba -san?" (Yuuki)

"Ya, aku dan keluargaku tiba kemarin." (Mitsuba)

Sebuah kejutan bagi Kujou Yuuki yang melihat ibunya Ryuuji saat ini. Itu karena mereka sudah lama pergi untuk mencari pengobatan untuk anak mereka. Yuuki merupakan adik dari teman masa kecil Ryuuji

"Kau bilang bersama keluarga... Apakah Ryuuji -san juga ada?"(Yuuki)

Yuuki bertanya.

"Ryuuji? Itu dia disana! Kalau kau mau, aku bisa memanggilnya ke sini untuk menyapamu." (Mitsuba)

"Tidak! aku saja yang menghampirinya."(Yuuki)

Mitsuba menunjuk ke arah Ryuuji yang sedang sibuk membiasakan diri dengan kaki palsunya di jalanan sepi di depan rumahnya. Yuuki terdiam beberapa saat melihat seorang pemuda dengan tongkat kruk di tangan kanannya. Itu karena dia sedikit terkejut dengan kondisinya saat ini. Ketika ibunya Ryuuji menawarkan untuk memanggilnya kemari, Yuuki langsung menolaknya karena merasa tak enak. Dia berpikir untuk pergi kesana secara langsung.

Kujou Yuuki, dengan perlahan mendekati orang dengan tongkat. Orang itu terus berbicara sendiri dengan kakinya yang gemetar hingga pada langkah tertentu dia menjatuhkan dirinya ke posisi duduk. Yuuki akhirnya dapat mendengar dengan jelas apa yang dikatakan pemuda tersebut dari belakang.

"Sudah kuduga ini lebih sulit dari kelihatannya. Yah, lagipula aku juga sudah sedikit demi sedikit terbiasa dengan ini." (Ryuuji)

Ryuuji sudah mengulangi kejadian ini beberapa kali hingga celananya sudah terlihat noda debu di beberapa tempat.

"Kau... baik baik saja?" (Yuuki)

"Hmm? Ya, aku baik, Kau... Yuuki -san?"(Ryuuji)

"R- Ryuuji -san?! Kenapa kau sekarang berjalan menggunakan tongkat?" (Yuuki)

Ryuuji menoleh ke belakang untuk merespon pertanyaan orang yang di belakangnya. Yuuki akhirnya dapat melihat wajah orang di hadapannya. Wajahnya terlihat lebih dewasa ketika terakhir kali dia melihatnya. Yah, lagipula itu sudah tiga tahun yang lalu.

"Yah, aku punya beberapa kondisi yang tak bisa di jelaskan." (Ryuuji)

Ryuuji hanya memberikan senyuman ramah sebagai gantinya. Akhirnya mereka pergi ke teras rumah Ryuuji untuk melanjutkan perbincangan.

"Ngomong ngomong, bagaimana dengan kakakmu? apa dia baik?" (Ryuuji)

Ryuuji menanyakan kabar dari kakak gadis itu yang juga teman masa kecilnya sebelumnya.

"Nee -chan? Dia tinggal sendiri di apartemen di pusat kota sekarang."(Yuuki)

"Hmmm... Pusat kota? Apa yang dia lakukan di sana?" (Ryuuji)

"Dia mendapat kesempatan masuk ke salah satu sekolah favorit di sana."(Yuuki)

"Tapi bukankah terlalu berbahaya jika seorang perempuan tinggal sendiri seperti itu?"(Ryuuji)

"Apa kau tidak ingat dengan sifatnya yang keras itu?, Kurasa orang yang membuat masalah dengannya akan menjadi samsak tinju atau seperti itulah." (Yuuki)

"Yah... aku bahkan tak dapat menghitung sudah berapa kali dia memukulku sebelumnya" (Ryuuji)

Ryuuji sudah menduga kalau itu akan terjadi karena dia sudah mengenal teman masa kecilnya dan mereka berdua tumbuh bersama sejak kecil.

"Tapi pergi ke pusat kota yah... Aku juga kepikiran seperti itu sebelumnya kurasa? Yah, kurasa tinggal sendiri untuk belajar mandiri juga tidak buruk."(Ryuuji)

"Kau juga?" (Yuuki)

"Ya... Seperti itulah. Mungkin beberapa hari lagi aku akan pergi ke pusat juga. Aku memilih pusat kota karena akan lebih mudah mencari perlengkapan dan lebih dekat dengan sekolah." (Ryuuji)

"Ng-ngomong ngomong, tolong jelaskan tentang itu!" (Yuuki)

Yuuki menunjuk ke arah tongkat milik Ryuuji yang di taruh tersandar di samping dia duduk.

"Ini? ini alat bantu untukku berjalan. Yah... mungkin aku tidak akan menggunakannya terlalu sering mulai sekarang, lagipula sekarang aku juga memiliki kaki palsu, walau masih belum terbiasa sih."(Ryuuji)

"Alat bantu berjalan? Kaki Palsu?..... ?" (Yuuki)

Yuuki memiringkan kepalanya untuk beberapa kata yang tidak biasa.

"Ah... akan lebih mudah jika kau melihatnya secara langsung!" (Ryuuji)

Dengan itu, Ryuuji menarik bagian kiri bawah celananya dan akhirnya dari baliknya muncul sebuah pengikat yang terlihat seperti perekat. Yuuki yang melihat ini seketika terkejut namun memilih untuk menyembunyikannya. Masing masing pengikat tersebut di lepas dan akhirnya Ryuuji melepas kaku palsunya.

"Uwa....." (Yuuki)

"Sebelumnya aku menjalani beberapa pengobatan untuk kakiku. Tapi yah, akhirnya itu diamputasi." (Ryuuji)

Ryuuji menjelaskan dengan senyum aneh.

"Apakah ini karena insiden itu? nee -chan pernah menceritakannya sebelumnya." (Yuuki)

"Yah... batu besar itu benar benar berat. Bahkan kakiku sampai hancur dibuatnya." (Ryuuji)

"Mengatakan sesuatu seperti itu dengan mudahnya... Ah, maaf! aku secara tak sadar menyentuhnya." (Yuuki)

Yuuki secara tidak sadar menyentuh bagian ujung kaki kiri Ryuuji dengan jari telunjuknya.

"Tidak apa apa, lagipula itu sudah tidak sakit lagi, walau itu tetap meninggalkan rasa geli kurasa." (Ryuuji)

Perbincangan semakin berlarut mulai dari sana. Ryuuji menceritakan banyak hal selama dia di luar negeri dan Yuuki menjadi pendengar dengan antusias.

"Ryuuji! Bisakah kau kemari? Yuko bilang dia ingin melihatmu." ( Mitsuba)

Ibu Ryuuji memanggil dari depan rumah sebelah mereka.

"Yuko -san?" (Ryuuji)

"Ibu?" (Yuuki)

Setelahnya mereka berpindah menuju orang tua mereka berada.

Terima Kasih

〜LicL071