Chapter 58 - 79

Selamat membaca

.

.

Aku menoleh ke belakangku, di sana ada Arkan yang berdiri sambil menempelkan kaleng minuman soda dingin ke pipinya, bekas tamparanku sebelumnya. Aku aku tidak akan menamparnya jika dia tidak bicara sembarangan seperti tadi dan dia pantas mendapatkan tamparan itu.

Di sebelah Arkan ada Rendi, teman sekamar Arkan. Orang yang sebelumnya menyapa sebelum terjadinya kekerasan terhadap Arkan.

"Aku pamit, mungkin besok atau lusa, aku akan kemari buat ambil barang. Mohon bantuanya jika saat itu tiba," ucapku.

Rendi mengangguk sambil mengacungkan jempolnya, lalu berkata. "Hati-hati, salam buat orangtua lu."

Akupun segera mengendari motorku After being left alone, the boy looked at the reflection of himself again in the mirror. "As I expected, this isn't mine, the color is too different." He said, holding strands of hair that dangled until touched his shoulder.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS