Lintang berjalan mundar mandir sedari tadi, tak mau diam. Gayatri yang melihatnya sedari tadi sampai pusing sendiri. Aneh, padahal apa yang baru saja didengar suaminya itu bukan sebuah berita yang harus digembar-gembor, atau sesuatu yang menghebohkan. Biasa saja, tapi Lintang bereaksi sangat berlebihan seolah itu adalah masalah besar.
"Bilang aja kita nggak bisa dateng sih, Mas. Kok gitu aja repot?" tanya Gayatri, kembali membenamkan tubuhnya di bawah bed cover. Ini sudah jam delapan malam, dan mereka yang masih liburan di cottage itu memilih untuk menyudahi kegiatan karena suhu udara yang tidak bersahabat.
Lintang menghela. "Bukan dateng atau nggak datengnya, Tri. Ini perihal siapa yang mau nikah, dan langsung dua pasang satu acara," kesal Lintang, mendudukkan dirinya kasar di pinggir tempat tidur.
"Memang kenapa? Kamu mau jadi penyaksi pernikahan mereka? Merasa bersalah karena pas kita nikah mereka dateng dan pas mereka nikah kita nggak dateng?" tebak Gayatri.