Gayatri tampak tidak tenang sedari tadi, sejak ia dan Lintang melangkah keluar dari apartemen mereka menuju kantor pusat Kartasena Energi. Memang hari ini tidak biasa, mulai dari pakaiannya yang lebih feminim dan berwarna, sampai pada tujuan mereka datang ke kantor untuk pertama kalinya setelah kasus dialihkan sepenuhnya ke pengadilan. Baik rapat direksi terbatas atau rencana Lintang untuk 'go public', Gayatri sama-sama cemas. Ia tidak terbiasa bekerja sangat terbuka dengan banyak orang, apalagi sedikit flexing.
Lintang di sebelahnya peka, berkali-kali ia melirik Gayatri, tapi ia tak bisa mengajak gadis itu berbicara sebelum sampai di lampu lalu lintas yang kebetulan berubah merah.
"Ada apa, sih? Kenapa gugup begitu?" tanya Lintang, menggenggam sebelah tangan Gayatri yang terkepal dan bahkan sedikit berkeringat dingin. Ah, seharusnya dari tadi saja ia mengemudi dengan satu tangan. "Ngomong-ngomong ..."