Tama tampak gelisah sedari tadi, membuat Rhea yang tengah menyiapkan makan malam di dapur dan ruang makan sudah tidak sabar untuk bertanya. Biasanya, Tama akan banyak bicara dengan sepupu-sepupu Rhea, apalagi mereka sudah lama tidak bertemu. Pasti ada sesuatu, pikirnya.
"Tante, aku udahan dulu boleh gak?" tanya Rhea akhirnya, pada sang tante yang tengah dibantu.
"Oh. Iya, silakan aja. Temenin Tama tuh sendirian, kalau gak dijailin para bocah," tunjuk tantenya pada Tama di ruang tengah. Memang banyak sekali anak kecil di sana, dan Rhea sudah hampir tertawa saja melihat interaksi canggung dan dingin Tama pada anak-anak.
Aneh, Tama adalah dokter anak yang tidak menyukai anak-anak.
"Ekhm!" Rhea duduk di sebelah Tama yang terkesiap dari lamunannya. "Lagi ngapain, sih? Kakinya kok gak bisa diem?" tanyanya, menghentikan lutut Tama yang terus dihentak-hentakkan pelan ke lantai.
"Kamu kok gak keliatan kapan muncul?"