Gayatri baru saja menyelesaikan makan malamnya di rumah. Namun, ia tak bisa lanjut bersantai karena seseorang mengetuk pintu unit apartemennya. Sedikit tergesa dan waspada ia membuka pintu. Maklum, hilangnya berkas di BIN sudah menjadi pertanda sesuatu yang tak baik akan terjadi.
"Siap... pa?" Gayatri mendorong pintunya kembali usai dibuka cukup lebar. Sosok pria berpakaian serba hitam di depan sana membuatnya terkesiap.
"Saya."
"Saya siapa?"
"Masa gak hafal suara saya? Tama."
Gayatri mengerutkan dahi, menyembulkan kepalanya di pintu kemudian. Diperiksanya tampikan wajah pria bermasker dan bertopi hitam itu. Di sekelilingnya memang tak ada orang, ia datang sendiri.
"Buka masker kamu."
"Astaga."
Oh, pria itu benar Tama.
"Ngapain ke sini? Masuk," ujar Gayatri, akhirnya terpaksa mempersilakan. "Kenapa kamu di Jakarta? Katanya Rhea masih di Bandung."