DING!
DING!
DING!
Ponsel Gayatri terus berdenting dan berdering bergantian sejak setengah jam lalu, membuat si empunya akhirnya mengaktifkan mode senyap tanpa gangguan. Gayatri sudah tahu, pun sudah memeriksa beberapa, bahwa itu adalah Lintang yang menerornya sejak malam. Tapi apa boleh buat? Ia tidak bisa menjawab sekarang.
"Jawab dulu aja kali. Pasti Lintang kan?" Sabir memberi saran. Keduanya tengah melakukan penelusuran fakta, menyusul pernyataan Abarua bahwasanya Chairi menguasai perindustrian migas di Indonesia Timur.
"Nanti aja, belum penting."
"Jangan gitu, Tri. Dia khawatir sama kamu tandanya. Jangan diuekin lah, ntar nyesel kamu," ujar Sabir sekali lagi, namun Gayatri tampaknya benar-benar enggan. Gadis itu hanya fokus pada laptop di pangkuannya, sembari beberapa kali meringis menahan sakit di bahu.
Sabir sudah mengatakan Gayatri istirahat saja, namun Gayatri menolak, menganggap penelusuran online ini bukan pekerjaan berat. Oh maklum, si paling gila kerja.