Lintang datang lebih pagi dari biasanya untuk menemui Fiki di kantornya hari ini. Detektif Polda Metro Jaya itu tidak banyak kompromi, sudah duduk di ruangan Lintang sejak jam setengah tujuh tadi. Rajin sekali, pikir Lintang. Ia saja masih beralasan macet begitu datang satu jam kemudian. Bukan sengaja terlambat, tapi memang jam kerjanya dimulai jam delapan.
"Jadi gimana, Fik? Kok bisa kebetulan banget lo ngedeteksi orang yang approach Kayla? Atau selama ini kalian emang mengawasi dia di rumahnya?" tanya Lintang tanpa basa-basi. Tapi tenang, Fiki masih mendapatkan secangkir teh hijau hangat dan beberapa potong cokelat di meja.
Fiki mengangguk. "Tepat, gue dan tim, dulu sebenarnya sama Nathan, udah mengawasi gerak-gerik Kayla, Hanif, dan lo. Kami udah tau siapa orang-orang di balik Elemental Production. Ya wajar dong kalau sekarang gue notice ada seseorang yang misterius membuntuti Kayla?"
"Dibuntuti sejak kapan?"