Lintang dan para dokter memeriksa klinik atau tepatnya adalah posko darurat tempat mereka bekerja selama dua bulan ke depan. Jika sebelumnya Lintang, Tama, dan Rhea mengeluhkan fasilitas dan keamanan minim di Koinadugu, kini mereka hanya bisa diam dan merenung. Betapa tidak bersyukurnya mereka selama ini.
Setidaknya dinding klinik Koinadugu masih terbuat dari semen dan bata meski banyak retak dimana-mana, bukan tenda yang dapat roboh sewaktu-waktu akibat tiupan angin. Setidaknya klinik di Koinadugu juga masih memiliki beberapa bangsal dan ruangan khusus sebagai UGD alih-alih deretan brangkar dengan sekat-sekat berupa kain tipis sebagai pemisah. Intinya banyak sekali kekurangan di tenda itu, dan mereka tidak bisa protes karena tentunya itu akan sangat tidak etis.