Di sinilah Margin saat ini berada.
Di depan matanya, terpampang nyata sebuah mini market yang beroperasi dua puluh empat jam setiap harinya.
Margin melirik ke arah seseorang yang kini duduk di sampingnya. Tepatnya di bagian kemudi.
Seorang pria tampan dengan tubuh tegap duduk dengan santainya di hadapan stang bundar. Ya dialah Dev.
Margin merasa kesal bukan main. Sewaktu ia datang ke rumah Alessia, ia harus dijemput oleh Dev. Dan di saat seperti ini lagi-lagi Dev yang menemaninya.
Haruskah ia bahagia dengan situasi ini? Ditemani seorang pria tampan dan berusia matang tak membuat hatinya berbunga-bunga. Mungkin Simon tidak lebih baik dari Dev dalam segi penampilan. Tapi hati, Simon adalah pemuda yang dapat merengkuh hatinya. Simon adalah pemenangnya.
Astaga!
Pemikiran konyol macam apa ini?
"Kau mau tetap di sini atau keluar untuk membeli sesuatu, Nona?" tanya Dev pada Margin.