"Maaf Tuan Christian, jika cara saya menyinggung perasaan Tuan. Sungguh bukan maksud saya seperti itu. Saya hanya berusaha memanggil Tuan muda saja. Sekali lagi tolong maafkan saya," kata Raymond yang mengalah demi mengakhiri perdebatan. Siapa pun pembuat keributan dalam sebuah masalah, dialah pihak yang harus berkorban meskipun dia tidak bersalah.
Raymond sengaja mengalah. Toh ia melakukan ini demi kebaikan bersama. Daripada mengelak dan berujung kemarahan sang tuan muda, lebih baik baginya mengambil langkah cerdas semacam ini.
Christian yang mendengar sang bawahan mengakui kesalahannya pun mengangguk paham. Ia mencoba mengertikan hal itu. Padahal sebenarnya dia adalah yang bersalah karena kedapatan melamun.
Tapi berhubung hal yang bernama gengsi sudah mendarah daging di dalam hidupnya, ia mengangguk setuju padahal jika ditelisik lebih dalam maka akan ditemukan jawaban bahwa ia yang bersalah pada kejadian ini.