Brak!
Pintu kamar Arzee terbuka dengan kerasnya. Matanya menangkap sosok yang berjasa dalam hidupnya.
Claura.
Claura berada diambang pintu dengan ekspresi terkejut.
Melihat Iqbaal terduduk di lantai dengan isak tangis yang lirih membuat hati Claura mencelos dan segera menghampiri Iqbaal.
"Iqbaal," panggil Claura dengan lirih.
Iqbaal menyingkirkan telapak tangan nya dari wajah tampan nya dan menoleh ke arah Claura. Tanpa aba-aba Iqbaal langsung menghambur memeluk Claura. membuat Claura hampir saja terjungkal ke belakang.
"T-tante.. Hiks.. I-Iqbaal t-takuuut..." isak Iqbaal.
Claura terus saja mengelus punggung Iqbaal kemudian matanya menatap putrinya dengan tajam.
"Kamu apa in Iqbaal?" tanya Claura dengan dingin.
"Tanya aja sama dia nya langsung. Punya mulut kan dia," ucap Arzee dengan wajah tanpa ekspresi dan ia langsung melengos menuju kamar mandi.
Claura hanya bisa menghela nafas kasar saat melihat kelakuan putrinya yang semakin tak bisa dimengerti. Claura membawa Iqbaal untuk duduk di tepi kasur Arzee dengan perlahan.
"Iqbaal, are you ok?"
"Arzee marah sama Iqbaal ya tante? Arzee udah gak mau temenan sama Iqbaal lagi ya tante?" tanya Iqbaal dengan polos secara runtut.
Claura menggeleng dan tersenyum.
"Kata siapa Arzee udah gak mau temenan sama Iqbaal?"
"T-tadi buktinya Arzee hiks.. M-marah-marah sama Iqbaal. Iqbaal j-jadi takut."
Sungguh Claura tidak tega melihat Iqbaal seperti ini.
Dimatanya Iqbaal bukan hanya anak dari sahabat nya, melainkan ia sudah menganggap Iqbaal seperti anaknya sendiri.
"Arzee cuma lagi ada masalah aja kok," ucap Claura berusaha menenangkan Iqbaal.
"Berarti Iqbaal masih bisa temenan sama Arzee dong!??" pekik Iqbaal dan dibalas anggukan oleh Claura.
Iqbaal bertepuk tangan dengan riang dan memeluk Claura. Tak lama Iqbaal melepas rengkuhan nya dan menatap Claura dengan tatapan yang sulit diartikan.
Claura mengernyitkan dahinya.
"Iqbaal boleh manggil mami gak? Biar samaan kayak Arzee?" tanya Iqbaal dengan polos membuat Claura terkekeh kecil disertai dengan anggukan.
****
Iqbaal saat ini tengah asik memakan bolu buatan Claura. Ia sudah menghabiskan 3 potong bolu dan sesekali Iqbaal memprotes bolu milik Claura.
"Bolu mami jelek gak cantik kayak bolu bikinan bunda," ucap Iqbaal sambil memasukkan bolu ke 4 kedalam mulutnya.
"Hm? Emang bolu bikinan bunda secantik apa sih? Sampe-sampe bolu mami kamu bilang jelek?" tanya Claura mengerutkan bibirnya dan memasang wajah sok sedihnya.
"Bolu bunda rame, di atasnya dikasih keju sama buah ceri kalo bolu mami sepi gak ada apa-apanya. Tapi mami gak usah sedih. Bolu mami juga enak kok! Iqbaal suka," jawab Iqbaal kembali dihadiahi senyum oleh Claura.
Tok tok..
Tingnong!
Tingnong!
Claura dan Iqbaal serempak menoleh kearah pintu.
"Mami bukain pintu dulu ya, kayak nya ada tamu. Iqbaal disini aja makan bolu ya?"
Iqbaal mengangguk patuh.
Claura berjalan menuju pintu dan betapa terkejutnya ia saat melihat sosok yang berdiri di hadapannya saat ini.
"Bastian!"
****
Claura, Iqbaal dan Bastian. Mereka sedang berkumpul di ruang tamu dengan Claura dan Bastian duduk di sofa sambil berbincang-bincang kecil dan Iqbaal yang duduk selonjoran di atas lantai serta tak lupa piring berisikan bolu di pangkuan nya.
"Mami, dia siapa?" tanya Iqbaal sedikit mendongak untuk melihat Claura.
"Mami? Loh mami punya anak lagi?! Berarti aku punya adek lagi dong?! Kapan bikinnya, Mi? Kok udah segede gini aja?!" teriak Bastian dengan heboh membuat bolu yang Iqbaal pegang jatuh, karena terkejut.
Iqbaal menatap bastian dengan sinis.
"Jangan teriak di depan mami aku!" kesal Iqbaal membuat Bastian melongo.
"Dih enak aja, orang dia mami gue main ngaku-ngaku aja lo!" ucap Bastian sewot.
"Tante Claura itu mami nya Arzee, berarti dia mami Iqbaal juga!" sungut Iqbaal sambil berusaha menyingkirkan tangan Bastian yang melingkar di pinggang Claura.
"Arzee tuh adek gue, berarti ini mami gue!"
"Arzee itu manis kayak bolu bikinan bunda gak mungkin punya kakak yang rese kayak kamu!" ucap Iqbaal membuat Claura tertawa melihat perdebatan keduanya.
"Biarin rese yang penting ganteng! Udah awas ah jauh-jauh dari mami gue," ucap Bastian disertai muncratan air liur.
"Gak mau! Ini mami nya Iqbaal sama Arzee!"
"Ck, minggir! Makan bolu aja situ. Lo yang makan apa gue yang makan?!" ucap Bastian dengan nada mengancam.
"Bodo amat aku mau nya mami!"
Terus begitu. Keduanya terus saja berdebat memperebutkan Claura sedangkan yang menjadi bahan rebutan hanya mampu tertawa terpingkal-pingkal.
Keduanya sama-sama menggemaskan :)
****
Setelah lelah berdebat membuat kedua nya kini merajuk minta makan, kedua nya sudah duduk manis di ruang makan, menunggu sang mami menyelesaikan masakan nya.
Tap tap!
Keduanya menoleh saat mendengar suara ketukan langkah kaki. Terlihat Arzee) menuruni satu persatu anak tangga sambil memainkan handphone nya.
"Kalo main hp jangan sambil jalan ntar jatoh gimana?" tanya Bastian
"Beris-- ABANG!?" pekik Arzee langsung berlari dan menghambur ke pelukan Bastian.
"Kangen?" tanya Bastian menggoda.
Arzee melepas dekapan nya, merapikan baju nya dan bersikap acuh tak acuh.
"Kenapa gak ngasih tau gue kalo mau balik? Kenapa malah ngasih tau Salsha?" bukannya menjawab Arzee malah bertanya balik.
"Eh Markonah, gue uda beratus-ratus nge-DM lo tapi sama lo gak di bales," ucap Bastian menoyor kepala Arzee.
"Y-ya gue kira kan lo boong," desis Arzee sambil menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.
"Peluk lagi dong," pinta Bastian.
"Oleh-oleh?"
"Peluk gue dulu baru gue kasih oleh-oleh lo," ucap Bastian membuat Arzee dengan cepat memeluk Bastian.
Setelah itu Arzee melepas pelukannya dan kembali meminta oleh-oleh nya.
"Mana?"
Bastian mengacak rambut adik nya dengan gemash kemudian ia menyodorkan sebuah kado kepada Arzee.
Dengan mata berbinar Arzee pun mengambil kado itu dan langsung membukanya. Iqbaal yang melihat Arzee mendapat kado pun angkat suara.
"Buat Iqbaal mana?"
Bastian menoleh dan memasang wajah melongo nya.
"Adik bukan, saudara bukan, pake minta jatah. Siapa elo?" ucap Bastian.
"Aku Iqbaal. 'A' nya dua" jawab Iqbaal membuat Bastian mengelus dada.
Kemudian Bastian kembali menatap Arzee yang tengah sibuk membuka kado pemberian nya. Mata Arzee semakin berbinar saat melihat isi kado tersebut.
"Bang Bas?! Ini seriusan buat gue?!" tanya Arzee tak percaya.
Bastian mengangguk.
"Suka?" tanya Bastian.
Arzee mengangguk dengan cepat.
"Suka banget!" jawab Arzee yang langsung memberi kecupan singkat di pipi Bastian.
"Arzee," panggil Iqbaal.
Arzee dan Bastian menoleh serempak, menatap Iqbaal dengan otak yang terus berpikir.
"Mau ngomong apa lagi nih anak?" pikir Arzee dan Bastian.
"Kok Arzee cium dia doang? Kan Iqbaal juga mau," ucap Iqbaal sambil memajukan bibirnya.
Satu detik
Dua detik
Tiga detik
"Mami dia anak siapa sih?! Suruh pulang kek!!"teriak Bastian sampai menggema ke seluruh ruangan.
~~
Sedari tadi Bastian terus saja meminta penjelasan dari sang mami tentang siapa Iqbaal sebenarnya. Secara perlahan dan detail Claura menjelaskan nya.
Bastian yang tampak nya mengerti pun hanya mampu mengangguk.
"Jadi kamu udah ngerti kan bang?" tanya Claura menatap putra keduanya ini.
"Iya, Mi. Abang ngerti," jawab Bastian.
"Ngerti apa bang?" tanya Arzee yang entah sejak kapan berada dibelakang Bastian.