Entah kenapa Shazia tidak mengenal pria itu. Namun, ia juga tidak berekspresi lain. Ia hanya terus menatap durja pria tersebut. Tidak lama kemudian, ia baru tersadar dan mengingat segalanya.
"Ada apa dengan pikiranku ini? Kenapa aku tiba-tiba tidak mengingat apapun?" pikirnya merasa sangat resah.
"Adik, kenapa tatapan itu menjadi sangat kosong seperti itu? Apakah ada sesuatu hal yang membuatmu merasa bingung?" tanya Bryan kemudian.
Shazia langsung menganggukan kepalanya. "Tidak ada, Kak. Hm, kamu sudah sarapan?" alihnya kemudian.
Bryan mulai mengambil makanan yang ada di atas nakas. "Aku belum makan. Maksud hati ingin makan bersamamu, Sayang."
Shazia langsung tersenyum. "Perutku terasa sangat keroncongan, Kak. Kamu tahu saja kalau aku merasa sangat lapar. Kalau begitu sulangi aku, ya!" pintanya.
Bryan segera mengangguk. "Iya, adikku sayang. Minumlah dulu, pelan-pelan saja minumnya," ujar pria itu seraya membantu adiknya untuk memegang tumpuan gelas.