Belum semenit, Shazia sudah keluar dari dalam kamarnya menuju ruangan makan. Kedua netranya langsung menatap sayup kedua pria yang ada di meja makan.
"Huft, mataku terasa sangat berat untuk melihat karena seharian menangis," ucap Shazia setelah duduk di kursi makan utama.
"Adik, apakah kamu sudah merasa lebih baik dari sebelumnya?" Bryan mencoba untuk mengambilkan roti tawar untuk adiknya.
"Sepertinya begitu. Aku merasa lebih baik setelah menangis hampir separuh hari. Hm, sekarang perutku sudah terasa sangat lapar. Aku mau makan sesuatu yang pedas." Shazia masih tidak mengambil roti tawar pemberian kakaknya.
Bryan dan Zayn sama-sama bingung. Shazia langsung tertawa setelah melihat kebingungan kedua pria yang ada di ruangan tersebut.
