"Kalau begitu, coba katakan jujur soal alasanmu itu! Coba katakan padaku hal penting apa yang membuatmu mengabaikan Yasmin!" tukas Timur sampai napasnya terengah-engah.
Bulan seketika terpaku. Itu adalah hal yang tidak pernah bisa dia jawab dengan jujur. Meski sudah punya semua alasannya, entah kenapa mulutnya tidak bisa terbuka. Dia menatap Timur sambil menahan sesak yang semakin meledak-ledak pada dadanya. Kejadian hari ini sungguh tidak bisa diprediksi. Padahal saat makan siang tadi dia banyak tertawa dengan Candra. Namun, belum ada satu jam setelahnya, dia malah sudah berada dalam kondisi di mana air matanya mendesak untuk turun terus. Dia nyaris putus asa ketika tatapan tajam Timur tidak berubah sama sekali. Lelaki itu menghantarkan aura dingin yang membuat tubuhnya bergetar, takut tidak bisa menahan dirinya sendiri. Di saat paling krisis itu, tiba-tiba pintu ruagan kembali terbuka. Sosok Candra muncul di sana. Lelaki itu langsung menuju tempat duduknya tadi, di sebelahnya.