"Loh, Timur?" sapa Candra yang lebih dulu menyadari keberadaan Timur dibanding Bulan. Meski menyebut nama Timur, dia langsung menoleh ke arah Bulan untuk memastikan ekspresi perempuan itu. Dia bahkan mengabaikan tatapan Timur yang tertuju padanya, juga jawaban lelaki itu yang memang belum terdengar.
Sementara Bulan terpaku di tempat. Kakinya berhenti melangkah begitu menyaksikan keberadaan Timur sekali lagi, meski dia sudah bertemu lelaki itu sebelumnya. Dia tidak menyangka saja kalau pertemuan kedua ini harus berlangsung secepat ini, sementara dia saja belum menyiapkan mental meski sudah menyetujui pekerjaan yang akan dia lakukan untuk Timur. Melihat Timur hari ini masih membuat efek yang sama. Dia terkejut sekaligus merasakan sesak di dadanya. Entah bagaimana dia menjalani pekerjaannya saat Timur juga setuju dengan pekerjaan mereka nanti. Dia tidak yakin bisa bertahan kalau bertemu Timur saja, dia akan selalu bereaksi berlebihan seperti ini.