"Halo Bulan. Astaga, kamu ternyata cantik, ya. Langsung saja, ya. Om sebetulnya punya keponakan. Keponakan Om belum menikah. Kira-kira, kamu mau nggak ketemu dia?"
Bulan yang sudah biasa ditawari oleh ayahnya untuk berkenalan dengan beberapa lelaki merespon tawaran teman ayahnya itu dengan senyuman. Dia tidak merasa canggung ataupun kesal seperti dulu. Rasa terbiasa itu membuatnya bisa memberikan senyum pada Ahmad sebagai rasa sopan santunnya.
"Bagaimana?" tanya Ahmad. "Orangnya baik banget, kok. Profesinya guru. Dia terlalu lama mengabdi dengan pekerjaannya, sampai-sampai tidak ada waktu untuk memikirkan soal pernikahan. Makanya waktu Om dan saurada yang lainnya bantu dia buat cari perempuan yang mungkin bisa cocok. Dan waktu Om dengar soal kamu dari ayahmu, Om pikir kamu bakal cocok sama keponakan Om."