Sepulang bekerja, Timur tidak langsung pulang ke rumah. Dia memutuskan untuk berkeliling kota Malang karena begitu banyak yang berkecamuk dalam pikirannya setelah mengobrol dengan Andika tadi. Dia memikirkan kembali soal Candra yang katanya akan memikirkan masa depannya bersama Bulan secara perlahan. Bersama Bulan? Apakah itu artinya keduanya ada kemungkinan memikirkan pernikahan? Apa benar mereka akan menikah kalau itu memungkinkan bagi mereka setelah memikirkannya sejauh ini? Petanyaan-petanyaan itu membuatnya meremas rambutnya sendiri. Dia memukul setir pelan, lalu mengembuskan napas kesal berkali-kali.
"Kenapa aku harus kesal? Bukankah itu bukan urusanku kalau mereka akhirnya menikah?" gumannya sendiri di tangah jalanan yang sedang ramai.