Enam bulan kemudian.
Tidak pernah terbersit di pikiran Salsha jika ia akan lulus dengan nilai terbaik di universitas yang ia impikan sejak dulu. Semua kerja keras dan usahanya membuahkan hasil. Sapsha bisa membuktikan kepada orang orang terdekatnya jika ia bisa mencapai gelar sarjananya meskipun dengan banyak drama dan lika liku yang ia lalui. Salsha juga merasa seolah beban di pundaknya hilang begitu saja. Di bayang bayangan Salsha saat ini adalah ia yang akan bertemu dengan Aldi sebentar lagi. Salsha tidak sabar menunggu waktu itu terjadi.
"Selamat ya, Sha. Lo lulus duluan daripada gue. Nilai lo juga paling tinggi di fakultas. Gue bangga punya sahabat sama lo."
Salsha tersenyum menatap Marko, sahabat barunya itu memang tidak iku wisuda dengannya kali ini. Marko masih harus berkutat dengan revisi skripsinya.
"Semangat dong, Mark. Katanya lo mau wisuda bareng sama gue. Tapi nyatanya lo makin malas ngerjain skripsi. Jangan di kasih kendor, harus tetap semangat."
