Malam semakin larut, Kara sama sekali belum bisa menutup Matanya. Ia masih berada pada titik rasa sakit yang tak bisa untuk ia hilang kan.
Bagaimana bisa orang yang ia cintai serta orang yang begitu ia percayai melakukan hal seperti ini? Apa kesalahan yang ia lakukan hingga ia diperlakukan seperti ini.
Deringan demi deringan ponsel terus saja berbunyi sejak tadi, ia benar-benar mengunci dirinya dalam kamar nya ini. Bahkan saat mama mertua nya itu menghubungkan Dirinya pun ia tak mengangkat nya sama sekali.
Ia hanya butuh waktu untuk mencerna dan memahami situasi saat ini. Hanya itu saja, jadi biarkanlah ia sendiri dulu. Ini bukanlah masalah kecil, ini sudah menyangkut perihal hati yang tulus.
Kara menghapus air matanya ketika mengingat tentang bundanya. Dengan cepat ia langsung mengambil ponselnya dan mencari nomor bundanya Disana.
Disaat seperti ini hanya bundanya tempat untuk ia menumpahkan Segalanya.