"Dikasih sama?" tanya Fina.
"Sama ...mamanya Mas Huda," jawab Nadia dengan suara lirih.
Sontak, kedua netra Fina terbelalak mendengarnya.
"Apa? Jadi kamu sudah diajak ke rumah cowok itu juga Nas? Serius?" tanya Fina.
"Ya... nggak apa-apa kan Fin? Namanya juga silaturahmi," sahut Nadia.
"Ya nggak gitu juga Nad. Namanya cewek ... kalau udah bersedia diajakin ke rumah cowok, itu biasanya si cewek itu nih ya ... sudah berkenan buat diseriusin. Gimana sih? Kamu emang nggak kepikiran sampai sana?" tanya Fina.
Mendengar kata-kata Fina, Nadia pun sejenak berpikir. Memang dia sama sekali tak kepikiran hingga sampai ke sana. Dia hanya berpikir sesimple itu saja, sekedar bersilaturahmi, titik.
"Jadi ... tadi itu kamu juga udah ketemu sama kedua orang tuanya cowok itu Nad?" tanya Fina.
Nadia menggelengkan kepalanya seraya menjawab,"Enggak sih Fin, aku cuma ketemu sama mamanya Mas Huda, sama Hanifa. Adiknya."
"Terus? Tanggapan mereka bagaimana sama kamu?" tanya Fina.