"Halo ..., sorry lama," sahut Arini yang barusan tiba.
"Ah ... kamu ini memang payah. Ya udah, kita mau kemana ini jadinya?" tanya Nadia.
"Ya ... mana saya tahu. Kan harusnya kalian berdua kan yang sudah hafal daerah sini? Aku sih ngikut saja," sahut Arini.
"Keman Wan?" tanya Nadia.
"Ya ... sudah. Kita ke MK saja," sahut Iwan.
"MK? Ya oke," sahut Nadia.
"Ini aku bonceng kamu, apa bawa motor kamu sendiri?" tanya Nadia.
"Maksudmu gimana? Kamu sekarang dah punya motor Nad? Mana?" sahut Arini.
"Bukan ... ya aku bawa motor kamu. Kamu yang bonceng Iwan gitu. Gimana? Setuju nggak? sahut Nadia.
Arini menatap Iwan lalu berkata,"Nggak usah aja ya? Aku boncengin Nadia saja. He ... he."
"Masih malu-malu kucing dia. Ya sudah, ayo berangkat kita," aja Nadia.
Mereka bertiga segera berangkat le rumah makan yang disebutkan Iwan barusan.
Setibanya di sana, mereka langsung order makan. Ada nila bakar, cumi dan juga udang, beserta nasi dan juga lalapan.