"Biarkan aku bicara dengan ayahku, Owen. Dia juga harus tau isi hatiku!" geram Sisi lalu menangkis pegangan tangan Owen yang semakin erat saja memeganginya.
"Tidak! Aku menahanmu karena aku sayang pada kalian. Mengertilah!"
"Tidak! Aku harus bicara pada Papa!"
Sisi lalu melangkah mendekati pintu belakang dan memutar gagang pintu.
"Sisi!" panggil Ryan yang duduk sambil memegang botol bir di tangan kanannya.
"Mana ayahku?" tanya Sisi lalu menoleh ke kanan dan ke kiri.
"Dia sudah pergi, sepertinya dia sedang kesal denganmu, jadi dia segera pergi sebelum melihatmu!"
"Ya Tuhan, betapa kerasnya kepala ayahku. Padahal aku hanya ingin bertemu dengannya dan mengatakan isi hatiku!"
"Tidak! Belum terlambat. Dia masih di sini!" bisik Ryan lalu menoleh ke arah sebuah mobil yang terparkir dekat lampu jalan di samping rumah Sisi.