Seperti kesepakatan di Rumah sakit kemarin, Akhirnya Nisa menginap di rumah Rehan.
Nisa sudah memaafkan Bayu? Jawabannya sudah. Buat apa mendem semua itu. Tuhan aja maha pemaaf kepada hambanya. Terus kenapa dia enggak. Ya kan?
Tapi, tapi......
Gak tahu deh sama rasa sakit dan luka yang di timbulkan. Adilkan? Maaf iya, tapi bekasnya gak pasti.
"Sa, cepetan! Gue tinggal lo!"
Teriakan Rehan dari depan Rumah membuat Nisa langsung berlari kencang menghampirinya.
"Iya, bentar!!" Teriak Nisa juga.
"Lama bener lo kayak siput," ujar Rehan setelah Nisa duduk di samping kursi kemudi.
"Iya, iya. Lo dah yang paling cepat," ujar Nisa yang sedang memakai seatbelt-nya.
Rehan pun melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah.
"Sa, lo beneran marah sama Bayu?"
Pertanyaan Rehan spontan membuat Nisa yang tadinya melihat ke luar jendela menjadi menatap Rehan. "Iyap!"
"Dia ngomong apa aja di Rumah Sakit?" Tanya Rehan lagi.
"Iya itu. Dia ngaku salah, di minta maaf. Pokoknya gitu deh."