Mentari terbangun dan melihat sekelompok ibu-ibu di sekelilingnya. Sekarang dia juga bisa melihat wajah Biasi, yang sangat ingin melihat mereka.
"Ya Tuhan, kenapa kamu seperti ini?" tanya Bi Asi sedih.
Sun mencoba duduk karena tidak nyaman melihat begitu banyak orang. Selain Bi Asih, kepala desa juga ada dan dia sangat ingin bertemu dengannya juga.
"Apakah kamu tidak diburu oleh orang jahat?" BiAsih bertanya lagi dengan suara rendah.
Dengan enggan, Mentari mengangguk, membenarkan kata-kata Biasi. "Oh, desa kita terlihat aman lagi." Sekarang giliran ibu yang ketakutan setelah kejadian Mentari.
Secara alami, rumah Bi Asih telah dibobol sebelumnya dan tiba-tiba Mentari juga melarikan diri dari para penjahat.
"Mengapa ada begitu banyak penjahat di desa kami? Desa ini terpencil dan tidak terlalu kaya," kata warga lainnya.
Mentali sendiri merasa tidak nyaman karena kedatangannya di sini justru mengganggu orang-orang di sekitarnya.