"Ma, ini Mila, pacarku. Dia, wanita yang setiap hari Rud ceritakan ke Mama," aku Mas Rud, seraya menatap penuh cinta padaku.
Mas Rud memang memberiku ketenangan yang belum pernah aku dapatkan dari pria-pria yang kukenal.
Aku pun merasa beruntung karena mengenal Mas Rud yang berbeda dari laki-laki konglomerat lainnya.
"Usir dia Rud!" serunya demikian.
"Ma!" Mas Rud pun mengeratkan tangannya pada bahuku.
"Mama, engga mau lihat wanita ini, Rud! Usir dia Rud! Dia engga pantas untukmu, Rud!"
Belum juga Beliau melihatku, ia sudah mengatakan demikian yang membuatku hampir kehilangan kesadaran.
"Mas, lepasin aku, Mas." Aku menarik tangan Mas Rud untuk melepaskan pelukannya.
Mas Rud bergeming. Bukannya melepaskanku, dia malah mempererat pelukannya. "Mas, lepasin aku, Mas." Aku pun sedikit memberikan perlawanan, walau tenaga yang kuciptakan pun tak terlalu besar.