Agatha pun tersungkur ke lantai, sesaat setelah Alika dan Devan meninggalkan rumah. Tubuhnya lunglai dan tidak memiliki tenaga. Menghadapi semua pertanyaan Alika membuatnya harus mengambil keputusan yang berat.
Entah yang dirinya katakan adalah demi kebaikan Alika, atau itu semua dari alam bawah sadarnya. Masihkah dirinya berharap cinta Devan? Itukah yang saat ini dia rasakan, atau semua ini hanya mimpinya saja?
Agatha pun merasa malu pada dirinya sendiri, "Mengapa aku mengatakan hal tersebut? Kenapa juga aku membiarkan Alika memanggilnya dengan sebutan Ayah?"
Sebuah meja pun dia jadikan sebagai pelampiasan kemarahannya karena telah berkata bodoh di depan putrinya. Sesungguhnya dirinya tidak benar-benar bermaksud untuk meminta Alika memanggil Devan dengan sebutan Ayah. Akan tetapi, mengapa kata itu harus terlontar dari bibirnya?
"Dasar bodoh! Mengapa masalah seperti ini harus datang sekarang?"