Setelan mendapatkan kepercayaan diri, akhirnya aku memberanikan diri untuk menemui orang tua Mas Rud. Walaupun masih ada sedikit keraguan di hati, tetapi Mas Rud terus mendorongku untuk percaya diri.
Kami sudah berdiri di bibi pintu. Sepertinya sengaja pintunya di buka agar kami masuk dengan mudah.
"Ayo, sayang! Jangan takut. Ada mas, di sini. Semuanya akan berjalan baik-baik saja," ucap Mas Rud yang kutahu itu semata-mata membuatku tenang.
Aku membuang napas kasar, kupegang erat-erat tali tas yang terselempang di bahuku. Kukumpulkan keberanian untuk berhadapan dengan orang tua Mas Rud karena cepat atau lambat, aku pun akan bertemu mereka juga. Mau tidak mau, harus dilakukan juga.
Mas Rud menarik tanganku, aku begitu menggenggamnya erat. Ketika kami sudah berdiri di bibir pintu, mendadak terdengar suara gaduh di dalam sana.
Aku dan Mas Rud sama-sama tertegun, mendengar apa yang sedang terjadi di dalam sana.
