"Jangan tertawa kau, Tuan! Aku sedang bersedih, apa kau tidak bisa melihatnya?" gerutunya yang semakin membuat pria itu merasa gemas akan tingkah Tea.
Ia mencoba untuk menahan tawanya, tetapi tetap dia bisa. Akhirnya ia menarik napas kuat-kuat, lalu segera menghapus sisa kristal bening yang tertinggal di pipi Tea.
"Gadis cantik sepertimu tidak pantas menangis," ungkapnya, sembari menyeka sisa kristal bening yang sontak membuat Tea tertegun. "Kalau aku boleh tahu, apa yang membuatmu ingin meloncat ke sungai sedangkan kamu tahu, bunuh diri itu tidak diperbolehkan oleh agama?" tanyanya, memberi tatapan menenangkan bagi lawan bicaranya.
Tea menatap manik hazel pria itu. Kini pandangannya tidak dapat dialihkan. Pesonanya begitu luar biasa, sampai mampu menghipnotisnya, seolah dunianya teralihkan begitu saja. Pengkhianatan Galaxy, seperti menghilang tertelan bumi.