Secara respect Ardi menggenggam pergelangan tangan Niken. "Apa yang kamu lakukan?" tanyanya dengan tubuh menegang. Sungguh, sentuhan Niken mampu membuat hati dan sisi lain dirinya bangkit.
Niken mengerutkan keningnya, "Aku hanya ingin mengelap keringatmu saja. Apa ada yang salah?" balasnya bernada ketus. "Jika tidak suka, yasudah. Aku hanya ingin menjalankan tugasku sebagai istri, itu saja. Tidak lebih," cemoohnya, yang tidak lama kemudian keluar dari mobil.
"Ardi, yang lu katakan udah nyinggung perasaan dia. Niatnya baik, tapi lu malah mencurigainya seperti maling. Dasar bodo! Bodoh. Bodoh," hardiknya pada diri sendiri.
Dengan demikian Ardi pun merasa bersalah. Dia terlalu bodoh untuk menerima semua kebaikan dari istirnya tersebut. Dia pun melepaskan sibel, selanjutnya keluar mobil menyusul Niken yang sudah lebih dulu pergi.