"Ternyata setelah tiga tahun pergi, rupanya aku akan merasa aneh dengan tempat tinggal ku sendiri."
Aku duduk. Di sini ada sebuah kursi panjang untuk berteduh dari sengatan sinar matahari siang. Di bawah payungan sebuah pohon aku melamun dan termenung.
"Apakah dunia ini akan bertahan, di bawah polusi dan kekacauan seperti ini? Mampukah bumi ku menahan era globalisasi ini?" Aku bertanya-tanya pada siulan angin.
Daun-daun rindang pada pohon besar ini bergoyang-goyang seola-ola mereka paham dengan apa yang ku ucapkan. Sungguh pohon yang malang. Kau masih hidup di tengah-tengah kegersangan kota.
Bila kau bisa berbicara, mungkin kau akan berkata, "Bumi ini sudah tua, bahkan untuk menyerap air pun aku tak bisa. Jika boleh dipindahkan. Aku ingin dibawa pindah ke tempat lain."
Aku meracau sendiri. Pohon saja bisa berkata, dia ingin pindah dari sini. Tapi, aku sedang berkhayal saja, tidak mungkin pohon bisa bicara. Bagaimana aku ini?
