"Sungguh, kau sangat kejam, kak! Bagaimana bisa kau melukai diriku bagaikan sampah yang terbuang? Apa aku salah jika memintamu untuk melepaskannya? Kau sungguh lebih kejam dari seekor hewan. Kau memang tidak berperikkemanusiaan, kak!" kataku terbawa emosi pula.
"Dimana hati nuranimu? Apa kau benar-benar berhati batu?!" Aku menyorotinya tajam. Aku sangat marah, seakan-akan aku ingin meletus karena kesombongan nya itu.
Aku pun ikut-ikut terpancing amarahnya. Dia yang sudah keterlaluan. Kesombongannya sudah membutakan hatinya. Matanya telah digelapkan oleh harta. Kekayaan ini membawa mala petaka bagi keluarga ini. Bagaimana tidak bencana? Kakak Frans sudah berubah 360 drajat dari dirinya yang dulu.
"Diam saja kau! Tidak usah ikut campur dalam masalah ini! Karena, pria tidak bermoral ini telah benari meracuni pikiran Gisele! Bagaimana bisa dia merubah Gisele menjadi adik yang tidak patuh seperti itu?" cekik terus.