Hari-hari itu telah berlalu. Hendar sampai detik ini masih belum melupakan bagaimana ayahnya itu mengkhianati dirinya dan Ibunya.
Bahkan saat kedatangan Vina beberapa hari lalu sudah menimbulkan firasat buruk bagi Hendar.
Tentu firasatnya terbukti benar. Vina membuat rumah tangganya bersama Baby berada di ujung tanduk.
Di rumah. Setelah satu jam mengunci diri di dalam kamar. Akhirnya Baby mengambil keputusan besar.
Dia mengemas semua pakaiannya ke dalam koper. Seraya menangis, Baby berusaha untuk melupakan semua kenangan yang sudah mereka ciptakan tiga bulan terakhir itu.
Setelah mengemas baju, Baby pun membawa kopernya dan keluar dari kamar.
Hendar sudah kembali dari kantor dan telah berada di bawah.
"Baby!"
"Baby! Dengarkan dulu penjelasanku! Kamu jangan pergi seperti ini Baby!"
Dia mencoba menahan istrinya untuk tidak meninggalkan rumah.
"Lepaskan aku! Sudah tidak ada yang perlu dijelaskan. Sudah terbukti kamu adalah musuhku!"
